Rancangan-Ku adalah Damai Sejahtera, dan bukan Kecelakaan

Jun 06, 2015 / Hendri Anggoro

Sabtu, 23 Mei 2015, saya sudah punya rencana kerja hari ini harus pulang tepat pk. 12.00.
Rencana ini ternyata bukan terpikir oleh saya saja, dua orang teman -sebut saja namanya Yasmin dan Delfi- juga berkeinginan sama, karena dari hari Senin hingga Jumat kami selalu pulang jauh setelah jam kantor berakhir. Hari ini sudah menunjukkan pk. 11.00, namun tiba-tiba pimpinan datang dan mengajak saya ke proyek. Dengan setengah terpaksa sayapun mengikuti pimpinan ke proyek. Tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat, dan saat ini sudah menunjukkan pk. 14.00 lebih. Saya kembali ke kantor hanya ada Yasmin sedangkan Delfi sudah pulang. Saya mematikan komputer, AC, mengambil jaket dan helm, bergegas pulang.
Di perjalanan pulang saya merasa benar-benar malas, selain karena saya bawa motor juga karena capek sekali, dan sayapun memutuskan berjalan pelan-pelan saja di belakang sebuah mobil L-300 yang memuat besi beton. Saya bertemu dengan mobil L-300 itu sebelum patung singa (daerah Citra Land) dan saya terus melaju perlahan mengikuti di belakangnya. Setelah sampai di sekitar National Hospital, L-300 tersebut berbelok kiri dan sayapun turut berbelok kiri tetap mengikutinya. Saat itu tiba-tiba saya teringat sepertinya ada yang tertinggal di kantor, tetapi saya belum bisa memastikan barang apa yang tertinggal tersebut. Motor saya laju lebih perlahan lagi untuk mengingat-ingat.
Akhirnya ingatlah saya kalau HP saya sedang di-charge dan memang tertinggal. Saya cukup ragu untuk mengambilnya, malas balik karena sudah cukup jauh. Tetapi kalau tidak diambil HP saya akan menancap terus di listrik dan malah bisa rusak, sayang kan. Saya sempat teringat lagi tadi sewaktu pulang tadi kan Yasmin belum, saya coba telpon Yasmin untuk minta tolong mencabut HP saya dan Senin saja saya ambil, begitu pikiran saya. Tetapi ternyata Yasmin sudah pulang, sehingga mau tidak mau saya harus balik sendiri ke kantor.
Perjalanan balik sejujurnya saya mengomel, "Tuhan mengapa Engkau tidak mengingatkan saya sebelum sampai di sini? Mengapa sudah jauh di sini baru Engkau mengingatkan? Saya sangat malas ini, Tuhan. Engkau tahu saya juga keburu-buru untuk menyiapkan bazar buat Minggu besok, tapi kenapa ada acara kelupaan HP ini...?"
Akhirnya sampai dekat kantor saya mengucap dalam hati, "Ya sudahlah kalau memang harus ketinggalan, toh juga sudah mau sampai..." Setelah di kantor langsung saya ambil HP dan cepat-cepat pulang kembali, tetapi kali ini dengan melaju lebih kencang dari perjalanan pulang saya yang pertama tadi. Rute yang saya lewati masih sama persis, sampai National Hospital saya belok kiri.
Di depan Spazio saya sempat mengurangi kecepatan karena macet, dan alangkah terkejutnya saya ternyata mobil L-300 yang memuat besi beton di depan saya sewaktu perjalanan pulang pertama tadi, muatan besi betonnya jatuh semua! Ya ampun, saya baru sadar kalau Tuhan sangat baik, seandainya HP saya tidak ketinggalan tidak bisa dibayangkan bagaimana jadinya. Di perjalanan pulang sayapun ketawa dan berkata kepada Tuhan, "Oh Tuhan cara-Mu ini ajaib, seperti bercanda hari ini, lucu tapi menyeramkan juga..."
Pengalaman di atas dialami dan diceritakan oleh sdri. Kristian, seorang karyawan swasta di daerah Surabaya Barat. Semoga menjadi berkat bagi kita semua.
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yer 29:11)
Tags : Kesaksian